1. TAHAP PERMULAAN ( BEGINNING STAGE )
a) Pada
tahap pertama ini konselor menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih
atas kesediaannya mengikuti kegiatan Bimbingan kelompok.
b) Berdoa
Konselor anggota
kelompok untuk berdoa sebelum memulai kegiatan agar kegiatan dapat berlangsung
dengan lancer dan mendapatkan hasil yang maksimal.
c) Kemudian
konselor menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat bimbingan kelompok secara singkat pada anggota
kelompok agar termotivasi untuk sungguh-sungguh mengikuti kegiatan sampai
selesai.
a. Bimbingan
kelompok adalah proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana
kelompok yang dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan
pada konseli dan sifat bantuannya bersifat informative / prefentif.
b. Tujuan
Bimbingan Kelompok
Yaitu untuk
mengembangkan kepribadian siswa di mana berkembangnya kemampuan sosialisasinya,
komunikasinya, kepercayaan diri, mampu menyelesaikan masalah yang berdasarkan
nilai ilmu dan agama.
c. Manfaat
·
Membantu mengatasi masalah baik yang
disadari maupun yang tidak disadari oleh siswa secara kelompok.
·
Membantu siswa untuk berkembang menjadi
pribadi yang mandiri, bertanggung jawab,
kreatif, produktif, dan berperilaku jujur.
·
Membantu meringankan beban mental siswa
dalam belajar.
·
Membantu siswa untuk belajar memahami
diri dan lingkungannya.
·
Membantu mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan
social baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat.
d) Kemudian konselor menciptakan suasana
keakraban untuk saling mengenal antar anggota kelompok.
Menciptakan suasana kelompok
sehingga terciptanya dinamika kelompok
Berwawasan luas (ilmiah dan moral).
e) Konselor
mengemukakan jumlah anggota yaitu dengan
memperhatikan homogenitas dan heterogenitas kemampuan anggota kelompok.
f) Konselor
menjelaskan waktu pertemuan dan lama pertemuan berlangsung.
g) Konselor menjelaskan peran anggota kelompok
yaitu:
1. Aktif, mandiri melaui aktivitas langsung
melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif
dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor.
2. Berbagi
pendapat, ide dan pengalaman
3. Empati
4.
Menganalisa
5. Aktif
membina keakraban, membina keikatan emosional
6. Mematuhi
etika kelompok
7. Menjaga
kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
8. Membina kelompok untuk untuk
menyukseskan kegiatan kelompok.
h)
Selanjutnya konselor menjelaskan asas-asas yang di pakai dalam Bimbingan
kelompok yaitu:
1. Kesukarelaan
Tidak ada
pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2. Keterbukaan
Adalah keterusterangan dalam
memberikan pendapat.
3. Kegiatan
Partisipasi semua anggota kelompok dalam
mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan
kelompok.
4. Kenormatifan
Aturan dalam menyampaikan ide dan
gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak
menyalahkan anggota kelompok.
5.
Kerahasiaan : ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum.
i) Setelah pembentukan kelompok kemudian di
mulai dengan pertemuan pertama, di sini konselor kolompok perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perkenalan
Pada
tahap ini konselor memperkenalkan dirinya dan dan memperkenalkan tiap anggota
jika tiap anggota belum saling mengenal.
Caranya konselor terlebih dahulu memperkenalkan para anggota, kemudian
konselor meminta masing-masing anggota memperkenalkan diri atau konselor
memperkenalkan masing-masing anggota.
2.
Pelibatan diri
Konselor merangsang dan memantapkan
keterlibatan anggota kelompok dalam suasana kelompok yang di inginkan, juga
menumbuhkan minat-minat dan kebutuhan serta rasa berkepentingan para anggota.
Konselor senantiasa menumbuhkan sikap kebersamaan, perasaan sekelompok, suasana
bebas, terbuka, saling percaya, saling menerima, dan saling membantu di antara
para anggota.
3.
Agenda
Menentukan agenda disini yaitu
tujuan yang akan di capai di lam kelompok yang sesuai dengan masalah yang di
hadapi yaitu tentang “ kesulitan belajar”
4.
Norma Kelompok
Konselor perlu mengemukakan norma
kelompok. Disini yang paling perlu di tekankan adalah norma kerahasiaan
yang merupakan persoalan pokok yang
paling penting dalam konseling kelompok. Pentingnya norma kerahasiaan perlu di
sadari oleh konselor maupun anggota kelompok.
5.
Penggalian ide dan Perasaan
Dalam berakhirnya pertemuan pertama
perlu di gali ide-ide maupun perasaan yang muncul. usul-usul yang ada haruslah
di tamping dan keterbukaan serta penyampaian pendapatpun sangat perlu yaitu
untuk menjaga rasa positif anggota terhadap kelompok sebelum di lanjutkan pada
langkah berikutnya.
2. TAHAP TRANSISI ( TRANSITION STAGE )
Pada tahapan ini merupakan
tahapan di mana di mulai dengan masa di mana muncul berbagai kecemasan
pertentangan dan konflik keengganan dan penolakan juga dapat menjadi bentuk suatu penyerangan
pada anggota lain, pada kelompok lain bahkan pada diri konselor sendiri.
Konselor di sini mengarahkan
dan membentuh hubungan yang kerjasama, keterbukaan antar anggota kelompok
memupuk adanya tujuan yang hendak di capai bersama, sehingga di sini peran
konselor haruslah aktif yang pada intinya pada tahapan ini, konselor
mengembangkan perasaan empati satu sama lain dalam preses bimbingan tersebut.
Pada tahapan ini konselor
membuat dan menjelaskan adanya kontrak antara konselor dengan anggota kelompok
yang menyangkut batas tanggung jawab konselor dan komitmen peserta terhadap
kelompoknya mengenai apa yang ingin di jajaginya dalam kegiatan kelompok.
Dalam hal ini konselor
haruslah peka terhadap perilaku anggota dan suasana emosi dalam kelompok dan
tidak lepas dari peran konselor disini adalah memupuk rasa sosialisasi antar
anggota kelompok sehingga terjalin hubungan yang harmonis, meningkatkan
interaksi yang positif antar anggota.
Cara yang dapat di lakukan
oleh konselor ia dapat mempererat hubungan antar anggota kelompok dengan
mengajak untuk saling terbuka satu sama lain antara lain dengan saling
berdiskusi saling mengenal satu sama lain.
1. TAHAP KEGIATAN ( WORKING STAGE)
Tahap
kegiatan sering di sebut juga sebagai tahap bekerja dan tahap ini merupakan
inti kegiatan konseling kelompok, sehingga memelukan alokasi waktu yang
terbesar dalam keseluruhan kegiatan konseling kelompok.
Pada tahapan ini,
telah telah terjadi rasa saling mempercayai satu sama lain,perasaan empati
saling mengikat dan berkembang lebih dekat secara emosional.
Pada kesempata ini
konselor memberikan suatu topik atau materi yang berkaitan dengan masalah yang
di hadapi oleh kelmpok tersebut yaitu masalah kesulitan belajar:
A. Pengertian belajar
a. Fontana : Belajar adalah
proses perubahanyang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil pengalaman.
b. Gagne : Belajar adalah
suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama, bikan dari proses
pertumbuhan.
c. Bower
& Hilgard : belajar
mengacu pada perubahan tingkah laku atau potensi individu sebagai hasil
pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan instink, kematangan atau
kelelahan dan kebiasaan.
B. Pengertian Binbingan konseling
Belajar
Merupakan suatu layanan
bimbingan yang di berikan pada siswa agar siswa dapat menemukan cara belajar
yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran
yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi
pendidikan.
C. Tujuan Binbingan konseling Belajar
a.
Tujuan umum dari layanan bimbingan
konseling belajar yaitu:
·
Agar para siswa dapat memahami dirinya
untuk mencapai kemajuan diri di sekolah
·
Mengembangkan pengetahuan tentang dunia
kerja, kesempatan kerja serta tanggung jawab atas keputusan yang telah di
ambilnya.
·
Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan
dan harga diri orang lain.
b.
Tujuan Khusus dari layanan bimbingan konseling
belajar yaitu:
·
Agar siswa dapat memiliki kemampuan
untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
·
Agar siswa dapat memiliki kemampuan
untuk mengatasi kesulitan dalam memahami keadaan lingkungannya, keluarga dan
masyarakat.
·
Agar siswa dapat memiliki kemampuan
untuk mengatasi kesulitan dalam mengatasi masalah pribadi, belajar, dan karir.
·
Agar siswa dapat memiliki kemampuan
untuk mengatasi dan menyalurkan potensi yang dimiliki dalam pendidikan dan dalam
lapangan kerja secara tepat.
D. Jenis-jenis belajar
Gagne mengatakan 8 jenis belajar:
1.
Belajar isyarat (signal learning)
Di
mulai adanya isyarat, tanda atau petunjuk yang berpengaruh pada perubahan
perilaku. Pengindraan/pengenalan isyarat, penghayatan, perubahan tingkah laku.
2.
Belajar stimulus (stimulus – respon
learning)
Perubahan tingkah laku di hasilkan
oleh terciptanya relasi antara stimulus dan respon.
3.
Belajar rangkaian (Chaining Learning)
Proses belajar yang tercipta karena
berbagai proses stimulus dan respon. Orang yang menerima berbagai stimulus
selanjutnya member respon dalam konteks akan dapat melakukan proses belajar
rangkaian.
4.
Belajar Asosiasi verbal (Verbal
Assciation Learning)
Proses memahami informasi verbal yang
menggambarkan proses, prinsip, beda situasi dan lain-lain. Akan berhasil jika
siswa memiliki informasi yang terorganisir dalam ingatan).
5.
Belajar Membedakan (Diskrimination
Learning)
Memahami sesuatu dengan cara melihat
perbedaan karakteristik yang di miliki oleh objek yang di pelajari.
6.
Belajar konsep (concept Learning)
Mengacu pada
aktivitas individu dalam memahami benda proses, gejala, aturan atau pengalaman
melalui proses mengenal cirri-ciri.
7.
Belajar Hukum atau Aturan (Rule
learning)
Proses belajar yang membangun prinsip
atau dengan menggunakan serangkaian fakta, data, peristiwa dan pengalaman yang
telah di ketahui sebelumnya.
8.
Belajar Percobaan masalah (Problem
Solving Learning)
Proses
mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara
mengatasi masalah tersebut melalui proses berfikir sisitematis dan cermat.
E.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
a. Faktor internal
Yaitu
factor yang berasal dari diri pelajar yang menyangkut keseluruhan pada dirinya,
baik kondisi fisik maupun psikis baik yang bersifat bawaan atau pengalaman.
Faktor
ini di golongkan:
Ø Faktor
jasmani
1.
Keadaan jasmani pada umumnya: seperti
kesehatan, kesegaran jasmani, daya tahan tubuh dan sebagainya.
2.
Keadaan fungsi-fungsi khusus tertentu
terutama panca indra
3.
Syaraf sentral system syaraf sentral
berpengaruh pada aktifitas manusia terutama belajar.
Ø Faktor
Psikologis
Intelegensi,
perhatian, minat, pengamatan, ingatan, dan lain sebagainya.
b. Faktor
ekternal
Yaitu
factor dari luar diri pelajar.
Antara
lain:
Ø Faktor
social
Yaitu
pengaruh dari manusia baik manusia itu hadir maupun representasi
Ø Faktor
non social
·
Faktor kadaan alam ( udara,cuaca, musim
)
·
Faktor perlengkapan ( laboratorium, alat
tulis, kurikulum, tata tertib dll.)
·
Faktor kebudayaan ( film, kondisi
masyarakat)
F. Tips belajar efektif
1. Cara
belajar efektif di sekolah di antaranya adalah dengan melakukan beberapa tips
berikut di bawah ini.
a. Pertama, berdoa sebelum memulai belajar di kelas.
Dengan
berdoa berarti kita telah memfokuskan niat dalam hati untuk belajar di sekolah
sehingga saat di sekolah perilaku kita tidak menyimpang kepada hal-hal yang
tidak baik atau bahkan hal negatif. Doa juga sangat bermanfaat bagi siswa
karena dengan berdoa maka siswa telah menyerahkan segalanya kepada Tuhan YME
dan memohon akan hasil terbaik atas segala tindakan yang dilakukannya di
sekolah.
b. Kedua, datang tepat waktu ke sekolah.
Hal
ini harus dibiasakan sedini mungkin karena tidak sedikit siswa yang memiliki
kebiasaan datang terlambat ke sekolah. Datang terlambat dapat berdampak kurang
baik bagi siswa dan juga guru atau teman sekelas siswa. Hal ini karena ketika
siswa datang terlambat maka dia sudah ketinggalan beberapa materi mata
pelajaran yang sedang diterangkan guru dan juga siswa sudah mengganggu kegiatan
belajar mengajar di kelas.
c.
Ketiga,
perhatikan guru ketika menerangkan di depan kelas.
Tidak
jarang kata-kata seorang guru mengandung ilmu pengetahuan tak tersurat yang
sangat berguna sebagai sumber pengetahuan siswa.
d.
Keempat, aktif
pada saat proses belajar mengajar di kelas.
Dalam
hal ini siswa selain mendengarkan guru yang sedang menerangkan, dia juga bisa
ikut aktif dalam menyampaikan pendapat atau gagasan mengenai suatu materi
pelajaran. Siswa juga dapat menanyakan secara langsung kepada guru bahan
pelajaran apa saja yang tidak dimengerti atau tidak diketahuinya. Dengan
demikian, siswa akan memiliki ingatan lebih kuat tentang materi pelajaran dan
juga melatih kemampuan berkomunikasi di depan umum.
e.
Kelima,
berteman dengan teman-teman yang memiliki semangat belajar yang tinggi.
Dalam
hal ini bukan berarti siswa memilih-milih teman di sekolah tetapi diharapkan
mampu menganali kondisi di mana dia belajar sehingga bisa memutuskan mana yang
akan membuatnya lebih maju atau lebih mundur. Dengan demikian jangan sampai
siswa terbawa ke dalam pergaulan yang merugikan.
f.
Keenam,
mengumpulkan bahan mata pelajaran, baik buku catatan, buku paket, buku LKS,
buku soal dan pembahasan, modul, artikel pendidikan dan lain sebagainya.
Semakin
lengkap sumber belajar yang dimiliki siswa maka akan semakin banyak pula ilmu
yang akan diperolehnya. Hal ini akan berguna bagi siswa saat diselenggaraknnya
ujian mata pelajaran karena siswa memiliki pengetahuan yang banyak tentang mata
pelajarang yang diujikan.
g. Ketujuh, memanfaatkan jam pelajaran kosong atau
waktu senggang di sekolah.
Siswa
dapat mengunjungi perpustakaan dan membaca berbagai jenis buku yang bermanfaat
baginya. Selain itu, siswa juga dapat mengadakan diskusi yang berkaitan dengan
mata pelajaran atau bahkan belajar bersama sehingga teman yang lebih pintar
dapat membantu teman lain yang belum mengerti.
h.
Kedelapan,
hindari bertindak curang saat ujian, misalnya menyontek.
Hal
ini akan berdampak buruk bagi pola pikir siswa dan bila dilakukan secara
terus-menerus, akan menjadi kebiasaan buruk yang sulit ditinggalkan. Dengan
menyontek berarti siswa telah memililki rasa tidak percaya diri akan
kemampuannya dan membangun sikap bergantung kepada orang lain. Selain itu,
menyontek dapat menimbulkan sikap malas belajar. Oleh karena itu siswa tidak
akan pernah menguasai ilmu pengetahuan yang diperlukanhnya di masa yang akan
datang.
i.
Kesembilan,
menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar.
Kondisi
tubuh yang sehat sangat sangat berpengaruh terhadap segala aktifitas yang siswa
lakukan. Dengan kondisi yang sehat pula siswa akan memiliki konsentrasi yang
tinggi dan semangat belajar yang besar dalam menghadapi kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
2. Enam
Langkah Belajar Efektif Dengan Rumus SQ4R, yaitu:
1.
Survey (Meninjau)
Usaha
untuk mengetahui garis besar isi dari bacaan serta cara penyusunan dan
penyajiannya secara sepintas lalu.
2. Question (Mengajukan
Pertanyaan)
Mengajukan
pertanyaan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Orang yang ingin tahu
akan berusaha mencari jawabannya.
3. Reading (Membaca)
Bacalah
dengan cermat bahan pelajaran satu kali lagi sambil berusaha untuk mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan
4. Recite (Mengingat
sambil menyebutkan kembali)
Rahasia
yang perlu diketahui dalam menyebutkan kembali ialah sebutkan dengan
menggunakan kata-kata sendiri. Mengingat dan menyebutkan kembali merupakan
langkah yang penting karena dengan cara ini orang dapat mengenali dan juga
mempelajari jawaban.
5.
Record (Mencatat)
Tujuan
membuat catatan ialah untuk menolong kita mengingat pokok-pokok yang penting
tanpa membaca kembali bahan bacaan itu sendiri. Catatannya dibutuhkan untuk
merangsang ingatan kembali apa yang kita pelajari.
6. Review (Mengulang
Kembali)
Mengulang
kembali berarti mengungkapkan kembali apa yang telah Anda pelajari tanpa
melihat catatan. Mengulang bahan pelajaran secara teratur amat berguna karena
mengingatkan kembali pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya.
Tugas konselor di sini lebih
di titik beratkan pada kerja sama antar anggota, setelah konselor menyampaikan
materi para siswa di minta untuk saling berdiskusi tentang topik yang
bersangkutan, berbagi pengalaman, sehingga para siswa dapat saling membantu
satu sama lain dan dengan suasana kebersamaan tersebut maka dapat saling mengatasi masalah yang di
hadapi bersama sehingga permasalahan dapat teratasi bersama.
Setelah semua berjalan dengan
suasana keakraban dan kebersamaan di sini konselor menggunakan prinsip tut wuri handayani dapat di terapkan konselor
terus menerus memperhatikan dan mendengarkan secara aktif , khususnya
memperhatikan hal-hal atau masalah-masalah khusus yang mungkin timbul dan kalau
di biarkan akan merusak suasana kelompok yang baik. Konselor harus dapat
melihat dengan baik dan dapat menentukan dengan tepat arah yang di tuju dan
setiap pembicaraan.
4. TAHAP PENGAKHIRAN ( TERMINATION
STAGE )
Pengakhiran
kegiatan konseling kelompok tepat di lakukan pada saat-saat tujuan-tujuan
individual anggota kelompok dan tujuan kelompok telah di capai dan perilaku
baru telah di praktekan dalam kehidupan sehari-hari di luar kelompok.
Pengakhiran konseling kelompok
hendaknya membuat kesan yang positif bagi anggota kelompok, jadi jangan sampai
anggota kelompok mempunyai ganjalan-ganjalan. Untuk itu perlu di berikan kepada
masing-masing anggota untuk mengemukakan ganjatan-ganjatan yang sesungguhnya
mereka rasakan selama kelompok berlangsung. Dengan demikian para anggota
kelompok akan meninggalkan kelompok dengan perasaan lega dan puas.
Konselor menjelaskan bahwa
proses konseling akan di akhiri, konselor mengucapkan terima kasih dan di
akhiri dengan doa bersama.
0 comments:
Post a Comment